Honkai: Star Rail JRPG Luar Angkasa dari Hoyoverse yang Memikat dan Melelahkan

honkai

Ada kebiasaan kecil yang sering kita lakukan beberapa kali dalam sehari sebelum keluar rumah, setelah makan siang, dan sebelum tidur. Bagi orang normal, itu mungkin menggosok gigi. Namun bagi penulis, kebiasaannya adalah menghabiskan stamina di Honkai Impact 3rd. Kecintaan ini berakar dari Genshin Impact, game pertama dari Hoyoverse yang memperkenalkan sistem gacha ke dalam hidupnya dan perlahan-lahan menggerogoti produktivitas dan waktu luang. Ketika Honkai: Star Rail diumumkan, penantian penuh antusias pun dimulai. Meskipun terinspirasi dari seri Honkai sebelumnya, game Bursa303 ini berdiri sendiri dan tidak mewajibkan pemain untuk memahami latar belakang cerita yang kompleks. Bahkan, penulis menyarankan untuk tidak mencoba terlalu dalam karena risiko terlalu banyak game gacha dalam hidup bukanlah hal yang patut dicoba. Secara mekanik, game ini mengadopsi hampir seluruh sistem progresi, gear, dan damage formula dari Genshin Impact, menjadikannya sangat familiar sekaligus berpotensi melelahkan bagi pemain lama.

Yang membedakan Honkai: Star Rail adalah latar dan genrenya. Berbeda dari dunia fantasi terbuka Genshin Impact, game ini mengusung tema luar angkasa dengan gaya JRPG klasik. Pemain akan diajak menjelajahi berbagai tempat seperti planet beku, stasiun riset, dan kapal raksasa tempat masyarakat hidup dalam sistem tertutup. Pertarungan terjadi dalam format turn-based, mirip Persona, di mana setiap karakter bergiliran menyerang sambil mengatur penggunaan poin skill bersama. Meski terlihat mencolok secara visual, gameplay-nya cukup sederhana dan tidak menawarkan banyak variasi dalam strategi. Tantangan terbesar justru terletak pada membentuk tim dengan elemen yang sesuai untuk memecahkan guard musuh, karena tanpa sistem elemental ini, setiap pertempuran akan terasa sangat panjang dan lambat. Sistem gacha membuat pengalaman ini bisa sangat berbeda antar pemain; mereka yang tidak mendapatkan karakter dengan elemen tertentu bisa saja kesulitan menghadapi musuh biasa sekalipun.

Namun seperti biasanya, kekuatan utama Hoyoverse bukan terletak pada gameplay, tetapi pada produksi audiovisual dan penulisan ceritanya. Visual game bursa 303 ini lebih dinamis dan ekspresif berkat peningkatan teknologi rigging dan animasi karakter, yang membuat percakapan terasa lebih hidup dibandingkan pendahulunya. Musiknya juga luar biasa, memadukan berbagai gaya dari musik klasik seperti Canon in D hingga pop folksy dan unsur metal yang memberi warna baru pada perjalanan di luar angkasa ini. Beberapa soundtrack bahkan memiliki lirik, mirip dengan Honkai Impact 3rd. Sisi pengisi suara pun kuat, meskipun gaya anime yang berlebihan bisa menjadi hambatan bagi sebagian pemain yang tidak menyukainya. Usaha keras untuk menyelaraskan gerak bibir dengan tiap bahasa juga patut diapresiasi karena berhasil menyatukan suara dengan ekspresi karakter lebih baik dari sebelumnya.

Sayangnya, di balik semua keindahan dan kekuatan naratif, Honkai: Star Rail masih terasa kurang dalam hal worldbuilding. Lokasi-lokasi yang dikunjungi terasa seperti tempat wisata singkat datang, menyelesaikan masalah lokal, lalu pergi tanpa benar-benar menjalin hubungan dengan tempat tersebut. Baik itu Stasiun Luar Angkasa Herta maupun kapal Luofu dari Aliansi Xianzhou, semuanya terasa seperti highlight dalam perjalanan yang tidak pernah benar-benar memberi waktu pada pemain untuk mengenal dan memahami kehidupan di dalamnya. Area-area ini terhubung dengan lift atau sekadar layar loading, membuatnya lebih seperti museum visual yang menawan ketimbang dunia yang hidup dan berkembang. Walau tetap mengesankan secara estetika dan naratif, pengalaman menjelajahnya terasa lebih dangkal daripada mendalam, dan itulah salah satu titik lemah yang masih belum sepenuhnya diperbaiki oleh Hoyoverse dalam judul ini.